Jakarta -- Implementasi Kurikulum 2013 yang saat ini sedang
dimulai, dapat dijadikan momentum untuk membenahi 'politik perbukuan'.
"Langkah pertama yang ingin kita rubah terkait implementasi kurikulum
2013, adalah terkait dengan apa yang disebut 'politik perbukuan'," kata
Mendikbud Mohammad Nuh dalam sidang pleno Kongres XXI Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI), di Istora Gelora Bung Karno Senayan Jakarta, Rabu (3/7/2013)
kemarin.
"Mengapa ini menjadi sesuatu yang sangat menarik? karena
nggak mungkin dunia pendidikan bisa lepas dari buku, nggak mungkin!" tegas
Menteri Nuh. Oleh karena itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)
bersama-sama pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan harus menyiapkan
politik perbukuan yang tepat.
Urusan buku menjadi hal yang sangat penting, menurut Mendikbud
karena buku sebagian menjadi beban bagi masyarakat, ditinjau dari sisi ekonomi.
"Selain itu buku juga dapat menjadi sumber energi, dari segi
substansi," ujarnya menambahkan.
Mantan Menkominfo tersebut menceritakan bahwa buku-buku
kurikulum 2013 yang saat ini sedang diterbitkan, ternyata harganya sangat
murah, jauh di bawah harga pasaran buku. "Buku SD kelas 1 yang berupa tema-tema
itu, 112 halaman, berwarna, sampulnya juga bagus, itu cuma Rp. 7.300, dan itu
sudah sampai di tempat."
Menteri Nuh menambahkan bahwa jika buku kelas 1 SD tersebut
dibeli di toko buku, harganya dapat mencapai Rp. 32.000,-. "Jadi empat
kali lipat. Ini kalau kita lakukan beban masyarakat membeli buku bisa
berkurang," kata Mantan Rektor ITS tersebut. Selain itu buku-buku yang
diterbitkan Pemerintah, tidak akan disertai biaya hak cipta jika
menggandakannya, jadi masyarakat secara gratis dapat mencetak atau menggandakan
buku-buku tersebut.
Selain itu dari segi substansi Pemerintah benar-benar
mengendalikan agar tidak ada kasus buku-buku yang substansinya menyimpang dan
penyampaiannya tidak tepat. "Selama ini penerbit menulis buku, kemudian
Kementerian mengevaluasi yang ditulis penerbit-penerbit itu, sekarang kita
rubah Kementerian merekrut penulis-penulis," lanjut Mendikbud. Dengan
merekrut penulis-penulis pilihan, menurut Menteri, substansi buku dapat
dikendalikan secara mudah. (NW)
Posted by 09.50 and have
0
komentar
, Published at
Tidak ada komentar:
Posting Komentar